Siapa sih gw?
Blog Teman
Situs2 Yang Wajib Dikunjungi
Tag
ShoutOuts



Kontak
free counters

Powered by TripAdvisor
Memori



Hari Paskah yang Spesial
Sunday, April 12, 2009 / 3:54 PM

Hari ini gw terbangun agak pagian dari biasanya. Nyokap gw panik begitu tau udah jam 5, padahal mereka (bokap, nyokap, adek n abang gw) niat mo ikutan ibadah Paskah subuh (jam 4 pagi) di Lapangan Golf Pasadena, Pulomas. Sementara gw tadinya mo niat tidur sampe jam 9 krn gw ikut gereja yang jam 11 di JCC.

Lucunya, biasanya gw msh ngantuk berat kalo bangun jam segitu, tp pagi ini ga. Gw jadi kebangun dan tiba2 kaya dapet semacam 'pewahyuan' gitu. Selama ini gw selalu mencari apa jalan yg akan gw tempuh ini benar, dan saat itu seakan-akan Tuhan ngebukain semuanya tentang perjalanan hidup gw dan peristiwa-peristiwa yang udah terjadi belakangan ini. Bahkan, semua kejadian dalam hidup gw seakan-akan berkorelasi/ berhubungan satu sama lainnya...dan bahkan mirip kisah Musa. Gw jadi teringat pewahyuan yang sama yang Tuhan kasih ke gw Agustus thn lalu, saat gw ikut Ring of Fire Conference di Jakarta. Saat itu gw diingatkan Tuhan tentang Musa, dan bagaimana dia berhasil memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan, dan sampai sekarang, gw masih bingung tentang bagaimana caranya gw bisa menjadi seperti Musa? 

Dimulai dengan awal kehidupan gw menjadi pengikut Kristus yang sejati, terjadinya 2 hari sebelum ultah gw yang ke-15. Dan sampe sekarang, udah 10 tahun lebih gw menjadi seorang yang lahir baru, pertumbuhan iman gw yang paling signifikan memang terjadi saat gw SMU (gw aktif di Rokris SMU dan mulai ikut berbagai macam gereja) dan kuliah (dimana gw aktif di gereja dan di pelayanan mahasiswa). Disitulah dasar iman gw dibangun dengan berbagai macam ajaran mengenai Firman Tuhan, sama seperti Musa yang diasuh oleh ibu kandungnya yang menyamar jadi inang susunya sampai dia cukup besar untuk diserahkan kembali ke Putri Firaun. Menurut salah satu pengajaran yang gw pernah dengar dari seorang pendeta, biasanya, pada masa-masa bayi dan baduta inilah anak-anak Israel diajarkan mengenai Hukum-hukum Allah (Yahweh) sehingga Musa mengenal juga adat-istiadat orang Israel bahkan setelah dia tinggal di istana Firaun.

Masa kehidupan Musa selanjutnya di istana Firaun, disini dia dilatih segala kemampuan dan kecakapan seorang pangeran Mesir. Gw yakin ini juga udah Tuhan persiapkan ketika gw masuk ke universitas dan akhirnya kerja di beberapa lembaga. Gw bisa mengakui bahwa gw memang bekerja dengan profesional dan sesuai standar2 kecakapan orang pada umumnya, bahkan lebih karena gw lebih muda dari orang2 seangkatan gw. Disinilah kehidupan "Mesir rohani" gw juga dimulai, tapi, entah kenapa jauh di dalam hati gw, ada kerinduan (passion) untuk bekerja ngebantu orang dan berbelas kasihan kepada orang lain, belum lagi sikap gw yang sangat anti terhadap rasisme, ketidak adilan sosial dan segala bentuk ketimpangan sosial lainnya.

Sampai akhirnya, suatu hari dimana Musa melihat seorang mandor Mesir menyiksa seorang Israel dan ia akhirnya membunuh orang Mesir itu. Perbuatan ini akhirnya ketahuan oleh orang Mesir dan Musa melarikan diri dari Mesir (di film 10 Commandments beda lagi versinya, di situ Firaun karena ga tega ngehukum mati Musa, akhirnya mengusir Musa dan menghapuskan namanya dari seluruh ukiran hieroglyph (tulisan jaman Mesir kuno-red) di bangunan-bangunan di masa itu). Tiba-tiba gw teringat hal ini juga terjadi sama gw, waktu itu gw udah melihat beberapa kali "ketimpangan sosial" di kantor gw, gw yg statusnya Single kok kayanya beda banget diperlakukan dengan mereka yang udah memiliki keluarga. Tanggung jawab dan waktu bekerja seharusnya sama, tapi kok yang udah berkeluarga boleh "libur" seenaknya ya? Alasan anak sakit, suami/istri sakit, minta ijin untuk antar jemput anak kok kayanya gampang banget diucapin sementara gw, udah "minta ijin" 2 hari pas Harpitnas (dimana gw udah mendelegasiin tugas2 gw ke kolega gw) kok malah dapet warning letter (dan teguran keras) dari kantor karena bolos. Ini namanya benar-benar ketidak adilan sosial! Belum lagi, karena gw cedera dan masih membutuhkan perawatan fisioterapis untuk otot tangan gw, sehingga gw ambil cuti lebih lama, malah dicurigain membolos dengan sengaja....hehehe...susah jadi orang penting....apa2 dicurigain mulu... Dan akhirnya, gw diputuskan untuk tidak diperpanjang lagi karena 2 hal sepele di atas. 

Ketika semua hal yang penting dalam hidup Musa direnggut dari dirinya (pekerjaannya, statusnya, kehidupannya) dan namanya dihapus dari sejarah Mesir, gw sekarang mengerti bagaimana rasanya...Bayangkan saat itu gw ada dalam puncak tertinggi kehidupan gw yang udah berjalan seperempat abad, karir ok, pekerjaan yg gw senangin, gw lagi getol2nya bersepeda dan touring plus diving, serta kehadiran seseorang yang saat itu sangat berarti bagi gw, bahkan gw dapet kabar bahwa bisnis abang gw lagi berjalan bagus banget. Dan tiba-tiba....wusssshh....semuanya hilang dalam waktu hitungan minggu!!!

Kalo lo jadi gw, gimana perasaan lo?

Gw merasa sangat hancur....

Ini karir yang gw impi2kan, jarang ada orang yang masuk lembaga ini tanpa ada 'koneksi' orang dalam. Gw masuk dengan kemampuan gw sendiri (dan pertolongan Tuhan tentunya). Jarang ada orang seusia gw masuk ke lembaga-lembaga seperti ini dengan mudah...

Ini kehidupan yang gw impikan, gw bisa bersepeda, berenang, diving dan bergaul dengan teman-teman gw yang begitu banyak... dan tiba-tiba semuanya harus berhenti karena gw harus pulang ke Jakarta.

Ini saat dimana gw bertemu dengan orang yang cocok setelah sekian lama gw ga menemukan orang yang menerima gw apa adanya gw (80% pria langsung "minder" dan mundur dengan pelan2 setelah tau apa hobi dan kerjaan gw), 20% sisanya yang ngga mundur adalah yang ngga single (udah married) dan sekedar 'iseng'... dan yang paling menyakitkan adalah gw baru tau bahwa dia ternyata udah married juga selang 2 minggu setelah keluar kata ILU. Padahal dari segi kepribadian dan iman, dia cocok dengan gw. Omongan kita nyambung banget, baru pertama kali ngobrol aja seakan-akan gw udah lama kenal sama dia....Tapi, walau menyakitkan, gw ngga mau merusak rumah tangga orang dan gw pun harus kehilangan dia...

Dan sesampai di Jakarta - setelah gw harus menguburkan impian gw yang lainnya (keliling Asia) - bukannya mendapat ketenangan, ternyata gw harus menghadapi cobaan lainnya, kesehatan nyokap gw bermasalah lagi. Kankernya kambuh dan tebak apa yang membuat hati gw hancur? Kami ga bisa ngelakuin apa2 karena bisnis abang gw juga lagi parah...

Dan gw, seperti Musa saat itu, berada di padang gurun. Mungkin dia bertanya hal yang sama : "Kenapa Tuhan? Apa yang salah dengan gw? Gw cuma mau sedikit keadilan, dan sekarang...gw harus merelakan hidup gw dan semua impian gw hilang...semua karena hal yang kelihatan sepele di mata orang....

Gw udah ada di padang gurun selama 6 bulan lebih...dan Musa, mungkin cukup lama juga, karena jarak dari Mesir ke daerah Midian lumayan juga (berdasar peta Alkitab). Rasa putus asa dan bayang-bayang dari kehidupan yang hilang mendadak mengganggu pikiran gw sehari-hari. Menyakitkan melihat orang lain seakan tidak menghadapi kesulitan apa-apa, sementara dari hari ke hari hidup gw ga berubah... Gw berusaha menjaga iman gw. Baca buku rohani, doa dan berdoa. Kadang doa gw, "Tuhan, tolonglah aku yang kurang percaya ini..." Iman gw begitu kecil, tapi gw berusaha mempertahankannya.

Dan pagi ini, selain kejadian2 tadi yang mengingatkan gw akan kehidupan Musa juga, ada kejadian di perjanjian baru yang menyangkut Tuhan Yesus dan Musa. Matius 17:1-13 menceritakan bahwa Musa dan Elia menampakkan diri kepada Tuhan Yesus sebelum dia menderita disalibkan. Dan kembali, khotbah di masa lalu terngiang di kepala gw. Kenapa Musa? Kenapa Elia? Karena mereka berdua mengerti betapa takutnya menghadapi bangsa Israel yang keras hati. Musa tau arti perjalanan yang berat itu seperti apa. Elia tau bagaimana menghadapi tuduhan, ancaman dan kejaran dari nabi-nabi palsu. Dan mereka menjadi penguatan bagi Yesus. 

Terus terang, gw sebenarnya takut untuk menghadapi visi yang besar yang Tuhan kasih ke gw ini. Ini berarti gw harus pergi ke daerah yang asing, dan berusaha melupakan hal-hal normal yang cewek lainnya umumnya lakukan. Pergi ke salon dan spa, hang out dan beli2 baju2 yang in, dandan dan punya pacar, lalu menikah dan punya anak....seperti kebanyakan teman2 gw. Dalam hati gw juga ingin seperti mereka, dan gw bertanya kenapa belom ada orang yang cocok dan tepat dengan gw? Kenapa gw ga seperti cewek2 lain yang 'gampang' menemukan orang yang menyukai mereka. Dan pagi ini Tuhan ngomong ke gw, "Ini karena kamu spesial, sehingga kamu membutuhkan orang yang spesial juga. Bukan orang yang sembarangan."

Dan terkadang, gw mengeluh, "Tuhan, dari awal perjalanan iman gw, gw selalu sendirian untuk bertumbuh. Gw ngga seperti orang lain yang 'enak' diayomin di gereja2 lokal mereka di kota-kota. Pertumbuhan rohani mereka diawasin dan dijaga oleh gembala dan kakak2 rohani mereka...Sementara gw? Gw selalu sendirian....

Dan kembali kata-kata dari pastor Tommi Femrite di Ring of Fire Convergence tahun lalu gw ingat, "It will be like a drop in the ocean, a blink of God's eyes. Holy Spirit will lead you and be your mentor". Dia juga ngaku ke gw dia ga punya pembimbing rohani, dan satu-satunya cara ya dia baca Alkitab tiap hari dan minta Tuhan menuntun dia setiap hari.

Paskah ini terasa begitu berkesan buat gw, di samping karena gw mendapat kembali peneguhan-peneguhan dari Tuhan tentang visi gw, gw juga berkesempatan mencicipi beberapa masakan unik untuk makan siang. Sepulang gereja tadi, gw mampir di sebuah resto yang namanya unik, Mushroom. Akhirnya gw tertarik mencoba beberapa menu unik mereka : Ubur-ubur asam pedas dan Jamur Enotaki goreng...hmmm enak....Ditambah segelas Amaretto Latte yang rasanya ga biasa, makin bertambah spesial-lah makan siang gw hari itu.

Terlepas dari semua pengalaman rohani gw itu, gw ingin mengucapkan....Selamat Paskah!

Labels: , , ,


Keputusan untuk tetap di sini atau pergi....
Monday, April 06, 2009 / 4:28 PM


Ga kerasa 3 bulan pertama di tahun 2009 udah berlalu, beberapa kejadian yang menarik dan menyenangkan terjadi, tapi kebanyakan hari-hari yang terasa panjang dan membosankan... hari-hari yang membuat gw merasa..."Apa benar gw lagi hidup?"

Sekarang setelah hari-hari yang berpengharapan berlalu, kadang gw dihadapkan dengan keinginan untuk menyerah dan mengganti haluan hidup gw sepenuhnya...menjadi "orang kota" dengan segala bentuk tongkrongan urban-nya.

Gw jadi teringat beberapa waktu yang lalu gw direkomendasi salah satu sahabat gw untuk ngelamar di sebuah sekolah swasta internasional bergengsi di Jakarta, gw udah dipanggil untuk interview dan akhirnya dihadapkan pada pertanyaan2 yang mempertanyakan kemana arah gw sebenarnya, apa karier impian gw dan apa motivasi gw untuk melamar posisi itu. Dan mereka minta jawaban yang jujur. Kalau gw ingin mendapat kerjaan itu, yang mana gw yakin 100% gw bisa lolos dengan segala kualifikasi gw -- bahkan mereka muji2 kemampuan komunikasi gw--gw bisa aja berbohong dan mengatakan semua kebohongan yang ada di pikiran gw (jawaban2 bagus untuk melalui sebuah interview). Tapi, gw ga bisa boong, bahwa selama ini hati gw (dan semua pengalaman gw) menunjuk ke satu arah yang pasti.....dunia kemanusiaan (humanitarian).

Dan disinilah gw kembali, dihadapkan pada kenyataan bahwa pekerjaan impian gw (yang mungkin ga terlalu sempurna seperti yang gw bayangkan) ada lagi di hadapan gw. Semua hal yang menghambat di masa lalu mulai terbayang dan membuat gw bimbang. Mulai dari kesehatan nyokap, keinginan untuk bekerja di dekat keluarga gw, godaan untuk "hidup normal" seperti kebanyakan cewe pada umumnya yang tinggal di kota dengan kehidupan urban mereka, dan kehadiran seseorang yang menurut gw berpotensi untuk dijadikan kecengan terbaru. Semuanya membuat gw dilema.

Tapi, lucunya, semalam gw akhirnya berkesempatan chat dengan pria yang berpotensi itu. Setelah basa-basi dan obrolan ringan seputar hobi, agama dan sebagainya, akhirnya dia menanyakan bahwa dia ingin dengan curhatan gw. Ini boleh dibilang kesempatan langka karena gw sendiri biasanya adalah tempat curhatan dia, dan gw ga pernah curhat2an tentang masalah perasaan gw sama dia, kecuali waktu dia cerita masa lalunya yang agak2 berhubungan dengan pengalaman gw. Gw akhirnya curhat mengenai kedekatan gw dengan beberapa orang belakangan ini, dan sebenarnya gw merasa risih dengan beberapa orang yang mulai mendekati gw dengan agresif (padahal gw ga begitu suka dengan mereka, dan mereka terkesan maksa banget). Gw minta sarannya karena gw pingin tau reaksi dia waktu dengar gw dekat dengan orang lain gimana. Ya, dia kasih beberapa saran dan dari situlah gw tau, bahwa dia benar-benar belum merasakan apa-apa tentang gw atau dengan kata lainnya "he's not so into me".

Ok, selama ini, gw entah kenapa menyimpan harapan setengah gila ini bahwa gw sama dia mungkin ada kesempatan untuk menjadi lebih dekat. Bagaimana ngga? Dia tipe ideal gw (setidaknya dia lolos kebanyakan hal yang gw inginkan ada di diri seorang cowok), dan lagi, dia ga kaget atau merasa aneh dengan segala aktifitas gw yang terkesan sangar - MTB, diving dan travelling- yang mana kebanyakan membuat cowok2 mundur setelah mengetahuinya...hehehe Mungkin karena dia juga pernah mencoba dan terlibat di dalam semua kegiatan "sangar" itu :P 

Lebih lagi, dia pernah ngaku ke gw tentang kriteria perempuan idaman dia dan gw bisa mengatakan gw masuk kriteria dia secara kepribadian, kemampuan, dsb kecuali untuk kriteria fisik. Hehehe ya, gw bukan tipe idaman dia sepenuhnya, dan tebak kenapa? Cuma karena complexion alias warna kulit dan etnis/ras. Bukan karena dia rasis, tapi mungkin, tipe idaman orang berbeda-beda kan? Gw kadang berharap seandainya semua manusia dilihat bukan dari warna kulit atau etnis, terutama untuk perempuan...why every women should have fair complexion in the eyes of so many men???

Dan akhirnya, setelah semuanya itu, gw akhirnya berkeputusan, gw harus maju....Mungkin gw belum akan menemukan pria yang tepat itu sekarang. Daripada gw membuat hidup gw terus menunggu dan berharap pada sesuatu yang nggak pasti seperti perasaan dia (dan perasaan gw) yang pasti akan berubah suatu hari kelak, gw memutuskan akan pergi dan mencoba kembali ke panggilan jiwa gw yang sesungguhnya, karir impian gw yang akan membawa gw ke tempat2 yang jauh...

Gw sedih, dan terkadang hati gw ingin berontak, kenapa gw ga memperjuangkan apa yang jadi impian gw untuk mendapatkan perhatian dari seseorang yang ideal di mata gw itu? Tapi, gw ga mau mengulangi kesalahan yang sama dengan waktu itu, mencintai dan mengharapkan orang yang nggak benar2 memperhatikan gw. Mungkin, benar juga perkataan yang menyebutkan bahwa seorang pria akan "lari" jika kita menunjukkan perhatian dan kasih sayang kita duluan. 

Jadi, gw akan pergi sekali lagi, pergi untuk mengejar salah satu impian gw (passion gw, visi gw) dan kali ini sambil tertawa menghadapi masa depan yang penuh pertanyaan tentang impian gw yang satu lagi (menemukan Mr. Right), walau dia terasa jauh...

Labels: , , ,