Siapa sih gw?
Blog Teman
Situs2 Yang Wajib Dikunjungi
Tag
ShoutOuts



Kontak
free counters

Powered by TripAdvisor
Memori



Seperempat abad...
Sunday, August 10, 2008 / 7:19 PM

Seperti tahun-tahun sebelumnya...kali ini ngga ada kemeriahan ulang tahun yang gw alami.
Seperti ulang tahun ke-23 yang gw 'rayakan' sambil menyusuri sungai dan jalan2 tanah nun jauh di NTT sana bersama driver CARE dari Amfoang Utara menuju Kefamenanu, atau ultah ke-24 yang gw 'rayakan' saat menginap di Desa Suni, Kecamatan Boking, NTT dengan tiupan keras angin kencang dan kondisi kekurangan air....(syukurlah beberapa minggu yang lalu Kepala Desa Suni - Bapak Benjamin Bana - mengSMS gw mengatakan desa mereka sudah mendapatkan air bersih dari proyek LSM dimana gw bekerja dulu -ACF- yang bekerja sama dengan perusahan air minum kemasan).

Ultah kali ini juga ga jauh beda...cuma bedanya gw di rumah bersama keluarga gw....Bukan karena kondisi lingkungan yang membuat kesunyian di saat ultah gw tahun ini, tapi kondisi kesehatan gw...kaki gw retak karena kecelakaan minggu lalu. Dan di sinilah gw...diam di rumah tanpa ada acara apapun yang spesial yang menandakan gw udah seperempat abad...
Foto di atas diambil seminggu sebelum hari ini tepatnya tanggal 3 Agustus 2008, pagi hari jam 6.10 di Tuna Cafe, pulau Weh...
Entah kenapa gw adalah yang bangun paling pagi dari teman2 gw dan saat asik2nya nikmatin langit pagi, ada temen gw yang bangun juga dan 'mengusik' perenungan gw.
Tiba-tiba ada asap putih yang membentuk garis muncul di langit pagi dan membelah awan. Bagi orang biasa mungkin itu cuma kejadian yang biasa, seperti kata temen gw yang di sebelah gw waktu itu : "Oh, itu cuma jet antarbenua yang lagi ngelintas di langit, mungkin dari Singapore."
Tapi, terus terang, waktu itu gw rasa ini bukan kejadian 'biasa', gw ngerasa entah kenapa hari itu akan ada sesuatu yang luar biasa terjadi pada gw. Makanya gw teriak ke temen gw dan nyuruh dia ngefotoin kejadian unik itu.

Gw selalu percaya pertanda, seberapa remehnya pun tanda itu. Dan menurut pengalaman gw, kalo ada sesuatu yang besar terjadi dalam hidup gw, tanda itu selalu muncul dalam bentuk garis di langit. Gw teringat beberapa tahun yang lalu, ketika gw masih kuliah dan lagi santai sehabis les keyboard di sekolah musik DMM di Bogor. Gw lagi iseng mainin piano yang lagi nganggur di ruang latihan piano, ketika gw lagi terhanyut dalam permainan ngasal gw, gw ngeliat ke langit dan melihat ada garis putih di awan yang ngga mau ilang2 walau udah beberapa menit nongol di langit. Dan bagaimanapun gw ngerasa itu suatu pertanda, dan Tuhan ingin berbicara ke gw melalui hal itu.

Sekarang, setelah seperempat abad usia gw...nggak ada hal yang spesial terjadi dalam hidup gw. Setelah dapet SP (bukan surat penangkapan lho!) dari bos gw minggu lalu setelah kecelakaan sepeda yang membuat lutut gw retak (dan sunglasses J.Lo gw beserta earphone Creative gw ilang T_T), bener2 ngga ada yang bisa gw anggap suatu kebahagiaan dalam ultah kali ini.
Manalagi komentar (atau kritikan?) pedas dari temen2 dekat gw yang sekarang (sudah) bersuami dan (nyaris) punya junior alias anak (pada hamil euy!) yang rata-rata omongannya : "Mel, lo jangan terlalu asik mengejar karir, kejar cowok napa?"
Lha, siapa yang ngejar karir? Karir yang ngejar2 gw...buktinya bos gw sampe kasih SP (surat peringatan) karena gw dianggap bolos 2 hari....asem asem...Itu bukan karir (kerjaan) yang ngejar gw namanya? :P

Omong2 soal cowok, hehehe...akhirnya hubungan yang (nyaris) terjalin antara gw dan orang itu kandas juga, alasannya satu : "Kamu terlalu mandiri Mel."
Masa sih gw terlalu mandiri? Buktinya gw selalu pake BNI (lha ini apa toh ya?), nggak deh, maksud gw apa dengan menjadi mandiri gw adalah pihak yang salah? Apa salahnya seorang perempuan bisa hidup mandiri dan ngga perlu bergantung (alias merepotkan!) orang lain?
Apa lelaki harus selalu ingin membantu perempuan dan pada akhirnya menjadi 'pahlawan'? Bukannya ada juga pahlawan super perempuan?

Kadang gw bertanya di lubuk hati gw yang paling dalam,
"Apa ada orang di luar sana yang bisa melihat diri gw apa adanya dan ia nggak terkecoh dengan semua 'tameng' yang gw pasang untuk melindungi diri gw, dan ia mau berjuang sampai akhir untuk menemukan diri gw yang sebenarnya lalu mencintai gw apa adanya?"

Gw bertanya sambil memandang matahari terbenam di tengah deburan ombak Pantai Di Balik Gunung...

Labels: , ,